Rupiah Menguat Dibawah 15 Ribu Rupiah – Seperti yang Anda ketahui bahwa rupiah pernah terperosot tajam sejak kejadian wabah Covid-19 pada Januari lalu.
Hal ini juga berakibat melemahnya beberapa sektor seperti sektor bisnis yang tampak lesu dan beberapa perusahaan pun juga banyak merumahkan para karyawannya.
Berita baik untuk Indonesia bahwa rupiah menguat melawan dollar Amerika hingga dibawah 15 ribu USD pada perdagangan Kamis (30/04/2020)
Ketika perdagangan mulai dibuka hari ini
Rupiah pun mengalami peningkatan 0,79% ke Rp 15,140,- /USD hal ini diketahui pada pukul 11.40 WIB. Level ini adalah level terkuat yang berlangsung sejak 16 Maret 2020.
Dengan demikian, perkiraan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI)
Akan meleset yang memprediksi bahwa rupiah akan berada pada posisi Rp 15,000/USD
Pada akhir tahun nanti. Hal ini merupakan dalam artian yang baik karena rupiah sudah berada pada level yang baik pada hari ini.
Pada pertengahan Maret lalu, rupiah mengalami kemerosotan nilai tukarnya yang berada diposisi Rp 16,000/USD
Hal ini juga menjadi momen yang buruk karena merupakan level yang paling lemah sejak krisis moneter 1998 silam.
Sejak saat itu lah hal yang dapat dilakukan oleh Bank Indonesia adalah menggelontorkan berbagai kebijakan guna menstabilkan nilai rupiah.
Dollar AS VS Rupiah
Perry Warjiyo yang merupakan gurbernur BI yang memaparkan berulang kali mengenai keyakinannya bahwa rupiah
Akan berada pada titik Rp 15,000/USD pada akhir tahun nanti. Hal ini juga dipaparkan bersamaan dengan Perkembangan Ekonomi Terkini.
Semenjak gejolak yang dialami rupiah pada pertengahan Maret lalu,
BI selalu memberikan informasi yang update mengenai ekonomi dalam negeri.
Perry pun selalu menebar keoptimisannya mengenai rupiah yang akan menguat, meski beberapa kali rupiah mengalami pelemahan.
Permintaan valas yang tinggi diakhir bulan
Juga menjadi salah satu rupiah melemah yang terjadi pada tanggal 28/04/2020 lalu
Dan juga ditambah oleh faktor teknis. Oleh karena itu, BI pun dengan pedenya menyatakan bahwa rupiah akan menguat diposisi Rp 15,000/USD pada akhir tahun nanti.
“Naik turun nilai tukar rupiah dari hari ke hari karena faktor teknikal, berbagai perkembangan berita dalam dan luar negeri,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (29/4/2020).
“Pertama, dari sisi fundamental yang Rp 15.400/US$ sekarang ini under value.
Karena defisit transaksi berjalan lebih rendah dari yang kitaperkirakan 2,5-3% PDB. Di Triwulan I-2020 di bawah 1,5% dari PDB dan di akhir tahun bisa di bawah 2% PDB,” katanya.
“Sehingga kalau CAD [defisit transaksi berjalan] lebih rendah maka
Kebutuhan devisa jauh lebih rendah dan ini mendukung penguatan nilai tukar kearah fundamental.
Selain itu faktor teknikal seperti premi risiko akan dorong lebih kuat dari Rp 15.400/US$,” imbuh Perry.
Seperti dilansir dari cnbc Indonesia pada 30 April.
Lebih jauh lagi bahwa Perry mengatakan
Jika aliran modal asing akan terus berlangsung memasuki pasar uang. Hal ini kemungkinan akan bertambah besar jika pandemi Covid-19 mereda.
Hanya berselang sehari, rupiah melesat dari apa yang diperkirakan oleh BI.
Sentimen Pelaku Pasar
Sentimen pelaku pasar yang perlahan membaik yang dilaporkan
Sukses menyembuhkan pasien dengan virus Corona ini, obat ini berasal dari Gilead Science Inc yang diduga menjadi alasan rupiah menguat pada hari ini.
Seperti yang dilansir dari cnbc internasional pada Rabu ketika AS melaporkan yang dilakukan oleh National Of Allergy and Infectious Diases sudah dalam tahap akhir dan hasilnya bagus.
Direktur dari National Of Allergy and Infectious Diases mengatakan
Bahwa remdesivir menunjukan hasil yang positif yang “jelas” dalam mengobati pasien virus Corona, yang dikatakan oleh Dr. Anthony Fauci.
Hasil uji klinis pun juga dirilis oleh Gilead,
Dimana hasilnya juga menunjukan bahwa pasien Corona Virus yang menggunakan remdesivir buatannya itu mengalami kondisi yang meningkat baik.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga ingin Food and Drug Administration ( FDA )
Untuk bergerak cepat agar dapat menyetujui remdesivir Gilead agar dapat digunakan pada pasien Corona Virus sebagai pengobatan.
“Kami ingin melihat persetujuan yang cepat, khususnya dengan obat yang mampu mengobati Covid-19”
Kata Trump di Gedung Putih, sebagai mana dilansir CNBC International.
FDA pun sebelumnya sedang melakukan diskusi dengan Gilead
Mengenai pembuatan remdesivir agar tersedia guna diberikan pada pasien Corona Virus secepat mungkin dan setepat mungkin.
Harapan agar segera berakhirnya pandemi ini semakin membucah.
Dimana ketika sentimen pelaku pasar membaik, maka rupiah akan dengan sendirinya menguat dan menjadi “mengerikan” bagi dollar AS.
Kabar Mengecewakan
Pada awalnya, obat yang dibuat oleh Gilead
Dikabarkan mampu mengobati pasien Corona Virus ini.
Namun, media STAT melaporkan bahwa rumah sakit yang berada di Chicago, memberikan obat remdesivir yang dibuat oleh Gilead pada pasien Covid-19 yang masih dalam uji klinis yang ketat.
Hasilnya adalah pasien yang sedang dirawat itu mengalami pemulihan yang cepat dari demam dan sesak napas.
Pelaku pasar pun dibuat kecewa bahwa obat dari Gilead tidak mampu memperbaiki kondisi pasien seperti yang dilaporkan oleh Finacial Times.
Namun pihak Gilead sendiri memberikan pernyataan bahwa
Obat diberikan kepada pasien Covid-19 memiliki beberapa faktor salah satunya yaitu “karakteristik yang tidak sesuai” sehingga tidak dapat disimpulkan.
“Kami menyesal WHO merilis sebuah informasi terkait penelitian secara prematur,
Dimana rilis tersebut kini telah dihapus.
Para peneliti dalam penelitian ini tidak memiliki izin untuk mempublikasikan hasilnya” kata juru bicara Gilead, sebagai mana dilansir CNBC International.
Sebenarnya, Remdesivir ini pun masih dalam tahap pengujian klinis oleh AS
Dimana hasilnya ini belum dipublikasi lebih lanjut. Hasil penelitian ini dikabarkan
Akan dirilis pada pertengahan bulan Mei seperti yang dikatakan oleh Reuters.
Sekian informasi dari Solahart Handal yang dapat Kami berikan.
Jangan lupa jaga kesehatan Anda dan lakukan protoko lterkait Covid-19 agar Anda menjadi alasan terputusnya mata rantai virus ini.