
Di Indonesia terdapat bermacam-macam suku bangsa yang tersebar dari Sabang Sampai Merauke. Salah satu yang akan Solahart Handal bahas kali ini tentang suku Asmat yang berasal dari Papua.
Populasi suku Asmat terbagi dua, yaitu suku yang mendiami pedalaman, dan mendiami pesisir.
Suku yang tinggal di pedalaman mendiami pegunungan Jayawijaya, yang dikelilingi hutan lebat dan akses untuk menuju ke sana agak cukup sulit.
Sedangkan untuk suku Asmat yang tinggal di pesisir, mereka mendiami pinggiran pantai Laut Arafuru. yang jaraknya sekitar 100 sampai 300 KM dari pusat kota.
Kedua populasi ini berbeda satu dengan yang lain, berbeda dialek, cara hidup dan ritual. Walaupun keduanya masih sama-sama satu suku.
Terkenal dengan Ukirannya
Suku Asmat terkenal dengan seni ukiran kayunya yang unik, atau lebih dikenal dengan patung Asmat.
Motif dan ornamen yang mereka gunakan dalam ukirannya, biasanya menggambarkan nenek moyang suku tersebut. Bagi mereka, seni ukir kayu adalah perwujudan dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhur.
Ciri Suku Asmat
Suku Asmat termasuk ke dalam rumpun Polinesia. Rumpun ini memiliki ciri fisik berkulit gelap, memiliki rambut keriting, serta kelopak mata yang hitam.
Ciri yang lain seperti berperawakan tegap, dengan tinggi rata-rata pria dewasa sekitar 172 cm, sedangkan wanita 162 cm.
Mata Pencaharian
Seperti yang dibahas sebelumnya, suku Asmat terbagi menjadi dua bagian. Hal tersebut menjadikan keduanya berbeda dalam soal mata pencaharian.
Untuk suku pedalaman, biasanya mereka mengandalkan hasil hutan, seperti berburu binatang dan mencari sagu. Sedangkan untuk yang tinggal di pesisir, kebanyakan berprofesi sebagai nelayan.
Dalam kehidupan sehari-hari, suku Asmat sangat bergantung kepada alam. Mereka berburu, maupun mencari ikan masih dengan cara tradisional.
Kuliner
Seperti setiap suku lain yang ada di Indonesia, biasanya mereka mempunyai makanan khas yang menjadi makanan pokok.
Salah satu yang sering disajikan adalah ulat sagu yang hidup di batang pohon sagu. Jadi saat suku Asmat mencari sagu di hutan, mereka juga sekalian mencari ulat sagu untuk bahan makanan.
Selain ulat sagu, biasanya sehari-hari suku ini memanggang ikan atau daging hasil buruannya.
Baca Juga: Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia, serta Macam-macam Suku Bangsa
Suku Asmat dan Alam
Satu hal yang mesti ditiru dari suku Asmat, ialah bagaimana mereka menghormati alam, dan sangat menyadari bahwa mereka adalah bagian dari alam.
Oleh karena itu, mereka sangat menjaga alam yang menjadi tempat tinggalnya.
Bahkan, pohon yang berada di sekitarnya dianggap menjadi gambaran dirinya. Batang pohon dianggap sebagai tangan, buah sebagai kepala, dan akar menjadi penggambaran kaki mereka.