web stats
Lompat ke konten
Home » Blog » Umum » Contoh Cerpen Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya dan Ekstrinsiknya

Contoh Cerpen Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya dan Ekstrinsiknya

contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya dan ekstrinsiknya

Contoh Cerpen Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya dan Ekstrinsiknya – Cerpen, atau cerita pendek, merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki daya tarik tersendiri. Dalam ruang yang terbatas, penulis dituntut untuk menghadirkan kisah yang padat, bermakna, dan mampu menggugah perasaan pembaca. Meski singkat, cerpen memiliki kekayaan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang penting untuk dipahami agar cerita dapat dinikmati secara utuh.

Unsur intrinsik adalah elemen-elemen yang membangun cerita dari dalam, seperti tema, tokoh, latar, dan alur. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor luar yang mempengaruhi cerita, seperti latar belakang sosial, budaya, dan psikologis penulis atau masyarakat tempat cerita itu lahir.

Artikel ini akan membahas contoh cerpen singkat beserta menguraikan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membentuk cerita tersebut. Pemahaman akan kedua unsur ini penting bagi pembaca dan penulis agar dapat menilai dan menciptakan cerpen yang lebih kaya makna serta relevan dengan konteks sosial-budaya yang melingkupinya.

Contoh Cerpen Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya dan Ekstrinsiknya

Berikut ini adalah contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya dan ekstrinsiknya:

Cerpen: “Bayang di Jendela”

Malam itu hujan turun deras. Angin bertiup kencang, memukul-mukul daun jendela rumah tua di ujung desa. Di dalam rumah, Sari duduk termenung di depan jendela, menatap tetesan air yang mengalir di kaca. Sudah seminggu sejak ayahnya pergi, meninggalkannya sendirian di rumah besar itu. Tidak ada kabar, tidak ada pesan. Hanya keheningan dan bayang-bayang kenangan yang terus menghantuinya.

Setiap malam, Sari merasa ada yang memperhatikannya. Sebuah bayangan gelap yang muncul di balik jendela saat hujan turun, berdiri diam tanpa suara. Malam ini, bayangan itu kembali. Sari mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanya imajinasi. Namun, semakin lama ia memandang, bayangan itu semakin nyata, semakin dekat.

Sari bangkit dari kursinya, melangkah perlahan menuju jendela. Tangannya gemetar saat hendak membuka daun jendela itu. Saat jendela terbuka, angin dingin langsung menerpa wajahnya, membuat rambutnya berantakan. Di luar, tidak ada siapa-siapa. Hanya hujan yang deras dan pepohonan yang meliuk tertiup angin. Namun, ketika ia hendak menutup jendela, bayangan itu muncul di belakangnya, di dalam ruangan.

Sari berbalik dengan cepat, tapi terlambat. Bayangan itu mendekat, merayap dari sudut-sudut gelap, hingga akhirnya menghilang dalam sekejap, meninggalkan perasaan dingin yang menyusup ke tulang Sari.

Keesokan harinya, tetangga menemukan rumah itu kosong. Tidak ada tanda-tanda Sari, hanya jendela yang terbuka lebar dengan air hujan yang menggenang di lantai kayu tua. Tak ada yang tahu ke mana Sari pergi, hanya angin yang masih berbisik di sela-sela jendela yang terbuka.


Unsur Intrinsik

  1. Tema: Kesepian dan misteri. Cerpen ini mengangkat tema tentang kesepian seorang perempuan yang ditinggal oleh ayahnya, serta misteri bayangan yang menghantuinya.
  2. Tokoh dan Penokohan:
    • Sari: Tokoh utama yang digambarkan sebagai perempuan yang kesepian dan dilanda ketakutan oleh bayangan misterius.
    • Bayangan: Entitas misterius yang menghantui Sari, meskipun tidak dijelaskan secara eksplisit, kehadirannya membawa ancaman.
  3. Alur: Alur maju, dimulai dari Sari yang merasa dihantui, hingga puncaknya ketika bayangan muncul di dalam rumah, dan berakhir dengan hilangnya Sari secara misterius.
  4. Latar:
    • Tempat: Rumah tua di ujung desa.
    • Waktu: Malam hari saat hujan deras.
    • Suasana: Mencekam dan misterius.
  5. Sudut Pandang: Orang ketiga serba tahu.
  6. Amanat: Kesepian bisa menimbulkan bayangan-bayangan ketakutan dalam diri seseorang, dan terkadang, bayangan tersebut bisa menjadi nyata.

Unsur Ekstrinsik

  1. Latar Belakang Sosial: Cerpen ini mencerminkan kehidupan masyarakat yang tinggal di desa dengan rumah-rumah tua dan kesunyian yang melingkupi, di mana sering kali timbul cerita-cerita mistis atau supranatural.
  2. Nilai Budaya: Ada kepercayaan masyarakat tradisional tentang roh-roh atau makhluk gaib yang muncul di tempat-tempat sepi, terutama saat malam hari atau saat cuaca buruk.
  3. Nilai Psikologis: Cerpen ini juga bisa mencerminkan kondisi psikologis seseorang yang merasa kesepian dan ketakutan, hingga akhirnya menciptakan bayangan-bayangan di dalam pikirannya yang seolah menjadi kenyataan.

Nah, itulah contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya dan ekstrinsiknya. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: